Mengonsumsi Logam Apakah Berbahaya bagi Kesehatan?
Mengonsumsi Logam Apakah Berbahaya
bagi Kesehatan?
Oleh : Fadly Ryan Wicaksana
Pernah tidak memakan atau minum
dengan menggunakan gelas atau piring atau sendok yang terbuat dari stainless steal yang sudah berkarat
walaupun hanya sedikit namun terasa karatnya? Sering juga ada pisau yang
digunakan untuk memotong daging atau buah dan saat buah tersebut dimakan ada
seperti rasa karatnya. Apakah hal ini berbahaya bagi kesehatan? Simaklah
penjelasan berikut!
Karat terdiri dari reaksi redoks
antara besi dan oksigen dengan bantuan air atau kelembapan udara. Pisau,
garpu, sendok, atau alat makan lainnya yang berkarat tidak berbahaya. Namun,
hal ini juga harus diikuti sanitasi yang baik. Sebelum digunakan, alat makan
(termasuk pisau) yang berkarat harus dibersihkan sampai benar-benar bersih
sampai tidak ada sisa-sisa karat sama sekali. Selama pisau dan alat makan lain
dijaga kebersihannya, tidak perlu khawatir memakainya untuk memasak maupun
menyantap makanan. Pastikan juga bahan makanan yang kamu gunakan higienis.
Segera bersihkan pisau atau alat makan setelah terkena makanan yang bersifat
asam.1
Peralatan masak yang mengalami karat
pada umumnya berbahan logam, logam mudah berkarat apabila terpapar kondisi asam
(korosif) dan mengalami oksidasi. Untuk mencegah korosi umumnya pada alat-alat
masak dilakukan penyalutan (coating) dengan chrom, stainless, atau teflon.
Peralatan yang berkarat cenderung rapuh, sehingga penggunaan alat masak yang
berkarat memiliki resiko tertelannya bagian atau bahan penyalut peralatan masak
tersebut. Tertelannya bagian alat masak atau lapisan coating tersebut dapat menyebabkan keracunan logam berat. Keracunan
logam pada manusia dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan seperti gangguan
ginjal dan menyebabkan kanker tergantung dari penyebab keracunan tersebut.2
Selain karat, amankah mengonsumsi
makanan yang bertoping emas? Emas yang digunakan pada makanan sebetulnya
dikenal dengan istilah E-175. Istilah ini diberikan langsung oleh European Food
Safety Administration (EFSA) saat mengidentifikasi bahan makanan berbasis logam
sebagai aditif atau sekedar pewarna makanan saja. Efek dan keamanan E-175
pertama kali dievaluasi pada tahun 1975. Pada 2015 lalu, EFSA melakukan uji
kelayakan dan peninjauan ulang setelah tren makanan bertoping emas menjadi
perbincangan hangat di kalangan pecinta kuliner.3
Menurut hasil penelitian mereka,
daun emas (gold leaf) harus memiliki
kandungan emas murni sebesar 90%, dan 10% lainnya terdiri dari kandungan logam
yang aman untuk dikonsumsi seperti perak murni. Secara ilmiah, sebagian besar
emas yang digunakan pada makanan tidak mengganggu sistem pencernaan.3
Untuk mengatasi permasalahan yang
ada di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebaiknya mencuci bersih
peralatan makan yang berkarat atau mengganti yang baru dengan alasan kesehatan,
juga dapat menggunkana peralatan masak dengan coating yang aman seperti marble
coating.2 Walaupun tidak semua alat yang berkarat berbahaya
(hanya pada gagang pegangnya), peralatan yang berkarat cenderung rapuh dan
kotor, jadi memang sebaiknya diganti yang baru. Terlepas dari peralatan masak
yang berkarat, ada baiknya untuk memperhatikan kebersihan peralatan makan. Alat
makan dapat menggunakan peralatan makan yang terbuat dari kaca atau porselen
yang relatif aman untuk kesehatan.
Selain peralatan makan, hati-hati
apabila mengonsumsi air mineral yang mengandung logam atau karat. Jika hanya
terjadi satu kali, maka hal tersebut tidak menyebabkan bahaya bagi kesehatan.
Mengonsumsi air yang mengandung karat jika dalam jangka waktu yang lama dan
terus menerus biasanya baru dapat menyebabkan masalah pada kesehatan tubuh
seperti mual, keracunan logam, hingga dapat menimbulkan tumor. Cara
mengatasinya yaitu dengan meminum lebih banyak air putih, sehingga air yang
tadi diminum lebih cepat dikeluarkan dari dalam tubuh atau melakukan pengobatan
yang lebih spesifik apabila diperlukan.4
Berdasarkan fakta di atas, dapat
disimpulkan bahwa makanan berbahan emas sebetulnya aman untuk dikonsumsi. Emas
yang dikonsumsi dengan takaran yang pas, dan alat makan yang berkarat harus
dibersihkan sebersih mungkin atau diganti dengan yang baru. Kembali lagi dari
pola makan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar